Dalam industri manufaktur sering mengenal adanya discrete manufacturing solution yang merupakan suatu solusi untuk mempermudah proses manufacturing terutama yang berkaitan dengan proses perakitan berbagai komponen hingga menjadi produk yang dapat digunakan oleh pelanggan.
Discrete manufacturing sering dibantu dengan adanya aplikasi ERP yang dapat membantu perencanaan dan eksekusi produksi berjalan sempurna. Hal ini dikarenakan proses perakitan suatu produk membutuhkan tingkat detail dan keakuratan yang tinggi, serta melalui proses yang rumit dan panjang.
Apa Itu Discrete Manufacturing?
Discrete manufacturing adalah proses memproduksi suatu barang yang terdiri dari banyak komponen atau bagian individu yang jumlahnya terkadang mencapai ratusan hingga ribuan melalui proses perakitan. Setiap komponen suatu bagian produk biasanya diselesaikan dalam banyak fase dan seringkali dikerjaan pada tempat atau stasius kerja yang berbeda.
Komponen-komponen bagian tertentu produk ini nantinya dirakit kembali hingga membentuk satu produk jadi yang kemudian siap dipasarakan kepada pelanggan. Karena kompleks dan rumitnya proses perakitan, discrete manufaktur sering mengandalkan Bills of Materials (BoM).
BOM ini digunakan untuk membantu menunjukan detail bahan maupun material yang dibutuhkan ketika membat suatu produk, bahkan juga menunjukan detail seperti pemasangan mur dan baut. Selain BOM, discrete manufacturing juga memerlukan sistem MRP yang terintegrasi dengan ERP, supaya proses perakitan berjalan berurutan dan optimal.
Discrete Manufacturing Market
Kebutuhan pasar akan discrete manufaktur umumnya dibutuhkan pada pasar vertikal seperti peralatan mesin, peralatan pertanian, jam tangan, barang elektronik seperti televisi, computer, smartphone, peralatan militer seperti tank, jet tempur, peralatan selam, drone, bidang otomotif seperti mobil, bus, truk, sepeda motor.
Selain itu juga dibutuhkan pada industri yang membutuhkan teknologi tinggi seperti robot industri, susunan telekomunikasi industri dan banyak hal lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, produsen diskrit lebih sering menerapkan strategi make to order karena harus didukung dengan kemampuan penyesuaian dalam proses perakitan oleh tenaga ahli.
Terlebih lagi bagi produk yang sangat kompleks dan spesifik, maka membutuhkan kefleksibilitas produsen untuk dapat terus melakukan penyesuaian dalam melakukan perakitan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan serta dalam proses tersebut memenuhi persyaratan dan peraturan industri.
Workflow Discrete Manufacturing
Discrete manufacturing melalui proses alur kerja dengan tipe seperti berikut ini:
Make to Stock
Tipe proses alur kerja ini digunakan ketika perusahaan melakukan proses manufaktur terpisah dan membuat produk dalam jumlah besar, dengan kata lain perusahaan membuat stok terlebih dahulu sebelum dijual melalui saluran penjualan perusahaan.
Proses alur kerja ini juga berlaku pada produk yang tidak membutuhkan personalisasi atau produk yang membutuhkan spesifikasi tertentu, serta tidak dapat dibuat dalam jumlah yang kecil, maka perusahaan dapat menerapkan strategi make to stok.
Make to Order
Make to order merupakan strategi yang diterapkan jika proses perakitan produk membutuhkan kompleksitas tinggi serta memiliki penjualan dengan tingkat volume rendah. Sehingga perusahaan dapat memproduksi saat pesanan pelanggan masuk dan dikerjakan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan.
Assemble to Order
Alur kerja lainnya adalah assemble to order, dimana perakitan dilakukan sesuai pesanan serta komponen atau suku cadang produk tersebut sebelumnya sudah terlebih dahulu dirakit di luar perusahaan. Sehingga ketika pesanan pelanggan masuk, perusahaan dapat dengan cepat merakit produk jadi tersebut. Diskret manufaktur merupakan proses yang melibatkan perakitan yang kompleks, sehingga supaya proses produksi berjalan dengan lancar, sebaiknya perusahaan menerapkan discrete manufacturing solution yang diintegrasikan dengan aplikasi ERP supaya lebih efisien.